[Klinik Terjemahan 2015] The Vampire (2)

Masih cerpen The Vampire karya Jan Neruda.

 

Paragraf 1:

We truly did have enough to gaze at. There is not a more beautiful or more happy corner in the world than that very Prinkipo! The political martyr, Irene, contemporary of Charles the Great, lived there for a month as an exile. If I could live a month of my life there I would be happy for the memory of it for the rest of my days! I shall never forget even that one day spent at Prinkipo.

Terjemahan:

Kami benar-benar puas memandanginya. Tidak ada sudut di dunia ini yang lebih indah atau lebih ceria daripada Prinkipo yang itu! Seorang martir politik, Irene, semasa dengan Charles yang Agung, tinggal di sana selama sebulan sebagai buangan. Seandainya aku bisa menghabiskan sebulan dari hidupku di sana, aku akan bahagia dengan kenangan akan hal itu selama sisa hidupku! Aku tak akan pernah melupakan sehari pun yang kuhabiskan di Prinkipo.

Suntingan:

Paragraf 1 Penerjemah 2

Komentar:
  • Kalimat pertama paragraf ini berkaitan dengan percakapan pada paragraf sebelumnya, karena itu tidak saya bahas.
  • Keterangan yang terpencar-pencar ada baiknya dikumpulkan agar kalimat lebih mudah dibaca:
    “Seorang martir politik, Irene, yang hidup di masa …” –> “Irene, martir politik yang hidup di masa …”
  • Hindari pengulangan dalam satu kalimat yang sama atau kalimat yang berdekatan:
    “… menghabiskan sebulan dari hidupku di sana … selama sisa hidupku!”
    –> tinggal di sana selama sebulan, … selama sisa hidupku!”
  • Charles the Great sudah diterjemahkan menjadi Charles yang Agung. Bagus! Tetapi sebaiknya dicoba untuk mencari padanan Indonesianya karena kalau memang ada, sebaiknya pakai padanan Indonesia saja.

Paragraf 2:

The air was as clear as a diamond, so soft, so caressing, that one’s whole soul swung out upon it into the distance. At the right beyond the sea projected the brown Asiatic summits; to the left in the distance purpled the steep coasts of Europe. The neighboring Chalki, one of the nine islands of the “Prince’s Archipelago,” rose with its cypress forests into the peaceful heights like a sorrowful dream, crowned by a great structure—an asylum for those whose minds are sick.

Terjemahan:

Udaranya sejernih berlian, begitu lembut, begitu membelai, hingga seluruh jiwa seseorang berayun melayang sampai kejauhan. Pada sisi kanan di seberang lautan, terpantul puncak-puncak Asia yang kecoklatan; menuju ke kiri di kejauhan, pesisir-pesisir curam Eropa yang keunguan. Bersebelahan dengan Chalki, satu dari sembilan pulau-pulau “Kepulauan Pangeran”, menjulang dengan hutan-hutan cemaranya menuju dataran tinggi yang damai laksana mimpi yang menyedihkan, puncaknya tertutup oleh bangunan besar—sebuah rumah sakit jiwa untuk mereka yang pikirannya sakit.

Suntingan:

Paragraf 2 Penerjemah 2

 

Komentar:
  • Sembilan pulau-pulau –> sembilan pulau karena di depan sudah ada kata bilangan jadi sudah jelas pulaunya banyak.
  • Kalimat yang terlalu panjang boleh dipenggal agar lebih mudah dicerna.

 

Paragraf 3:

The Sea of Marmora was but slightly ruffled and played in all colors like a sparkling opal. In the distance the sea was as white as milk, then rosy, between the two islands a glowing orange and below us it was beautifully greenish blue, like a transparent sapphire. It was resplendent in its own beauty. Nowhere were there any large ships— only two small craft flying the English flag sped along the shore. One was a steamboat as big as a watchman’s booth, the second had about twelve oarsmen, and when their oars rose simultaneously molten silver dripped from them. Trustful dolphins darted in and out among them and dove with long, arching flights above the surface of the water. Through the blue heavens now and then calm eagles winged their way, measuring the space between two continents.

Terjemahan:

Laut Marmora hanya sedikit beriak dan bermain dalam setiap warna seperti opal yang gemerlapan. Dari kejauhan, laut seputih susu, lalu kemerahan, jingga menyala di antara dua pulau, dan di bawah kami laut membiru kehijauan dengan indah, laksana safir yang jernih. Laut tampak gemilang dalam keindahannya sendiri. Tidak ada kapal besar terlihat di sana—hanya dua perahu kecil yang mengibarkan bendera Inggris melaju di sepanjang pantai. Yang satu adalah kapal uap sebesar bilik pengawas, yang kedua memiliki sekitar dua belas pendayung, dan ketika dayung-dayung mereka terangkat secara bersamaan perak cair menetes darinya. Lumba-lumba yang penuh kepercayaan melesat naik turun di antara mereka dan menukik dengan lompatan yang panjang melengkung di atas permukaan air. Sekali-sekali melintasi langit biru, burung-burung elang yang tenang terbang mengepakkan sayapnya, mengukur jarak di antara dua benua.

Suntingan:

Paragraf 3 Penerjemah 2

 

Komentar:
  • “Trustful” dalam “Trustful dolphins …” bermakna jinak.
  • “Mereka” adalah kata ganti orang, jadi untuk “they” yang bukan orang, sebutkan saja benda yang dimaksud.

 

Kesan-kesan lain dari saya:

Hasil terjemahan penerjemah yang katanya sudah pernah menerjemahkan ini sudah bagus dan secara makna sudah tepat sehingga suntingan yang dilakukan hanyalah untuk meningkatkan keterbacaan.

[Klinik Terjemahan 2015] The Vampire (1)

Naskah untuk klinik terjemahan ini adalah cerpen The Vampire karya Jan Neruda.

Yang dijadikan bahan terjemahan adalah bagian deskripsi alamnya karena menurut saya pribadi bagian deskripsi, terutama deskripsi alam, adalah bagian yang paling membosankan, sangat menguji kesabaran, ketelitian, membuat mengantuk setengah mati, tapi tidak bisa dibawa tidur karena harus menyusun kata-kata yang indah berbunga-bunga supaya semua keindahan itu tersampaikan kepada pembaca. Padahal bisa jadi pembaca akan melahapnya dalam beberapa menit atau malah dilewat begitu saja (saya termasuk pembaca yang paling malas dan sering melewatkan bagian deskripsi). Selain deskripsi, di bagian tersebut juga ada beberapa hal yang memerlukan riset.

Berikut ini adalah hasil terjemahan dan suntingan untuk penerjemah pertama:

Paragraf 1:

We truly did have enough to gaze at. There is not a more beautiful or more happy corner in the world than that very Prinkipo! The political martyr, Irene, contemporary of Charles the Great, lived there for a month as an exile. If I could live a month of my life there I would be happy for the memory of it for the rest of my days! I shall never forget even that one day spent at Prinkipo.

Terjemahan:

Kami hampir-hampir tak sempat untuk merenungkannya.  Tidak ada sudut yang lebih indah atau lebih menyenangkan di dunia ini dibanding Prinkipo.  Martir politik, Irene, Charles the great yang kontemporer pernah tinggal di sana selama sebulan dalam pengasingan. Seandainya diriku dapat tinggal sebulan saja, pasti menjadi kenangan terbaik dari hari-hariku.  Aku tak akan pernah melupakan hari itu di Prinkipo.

Suntingan:

Paragraf 1 Penerjemah 1

Komentar:
  • Kalimat pertama paragraf ini berkaitan dengan percakapan pada paragraf sebelumnya, karena itu tidak saya bahas.
  • “Contemporary of …” pada kalimat “The political martyr, Irene, contemporary of Charles the Great …” memiliki makna “hidup pada masa yang sama dengan ….”

Contemporary of 1

  • Julukan atau gelar seperti Charles the Great perlu dicari padanan Indonesianya. Inilah yang saya maksud dengan riset. Charles the Great adalah Karel yang Agung.
  • Keterangan yang terpencar-pencar ada baiknya dikumpulkan agar kalimat lebih mudah dibaca:
    “Seorang martir politik, Irene, yang hidup pada masa …” –> “Irene, martir politik yang hidup pada masa …”

 

Paragraf 2:

The air was as clear as a diamond, so soft, so caressing, that one’s whole soul swung out upon it into the distance. At the right beyond the sea projected the brown Asiatic summits; to the left in the distance purpled the steep coasts of Europe. The neighboring Chalki, one of the nine islands of the “Prince’s Archipelago,” rose with its cypress forests into the peaceful heights like a sorrowful dream, crowned by a great structure—an asylum for those whose minds are sick.

Terjemahan:

Udara begitu cerah sebening berlian, begitu lembut membelai hingga jiwa ini serasa berayun di atas menuju kejauhan.  Di pojok kanan lautan tampak semburat kecoklatan puncak benua Asia sementara di sebelah kiri di kejauhan tampak pantai curam Eropa keunguan. Chalki, pulau tetangga, salah satu dari “Kepulauan Pangeran”, dengan hutan Sipres nya tampak menjulang ke ketinggian damai bagai sebuah mimpi sedih, yang dinobatkan oleh struktur besar – sebuah suaka bagi jiwa-jiwa yang sakit.

Suntingan:

Paragraf 2 Penerjemah 1

 

Komentar:
  • Kalimat yang terlalu panjang boleh dipenggal agar lebih mudah dicerna.
  • “… crowned by …” dalam hal ini bukan dinobatkan, tapi justru bermakna harfiah.
    Jadi, di puncak pulau Chalki ada bangunan, yang seolah-olah adalah mahkotanya. Karena itu saya ganti dengan “dimahkotai”.
  • Omong-omong, “suaka bagi jiwa-jiwa yang sakit” itu keren sekali.

 

Paragraf 3:

The Sea of Marmora was but slightly ruffled and played in all colors like a sparkling opal. In the distance the sea was as white as milk, then rosy, between the two islands a glowing orange and below us it was beautifully greenish blue, like a transparent sapphire. It was resplendent in its own beauty. Nowhere were there any large ships— only two small craft flying the English flag sped along the shore. One was a steamboat as big as a watchman’s booth, the second had about twelve oarsmen, and when their oars rose simultaneously molten silver dripped from them. Trustful dolphins darted in and out among them and dove with long, arching flights above the surface of the water. Through the blue heavens now and then calm eagles winged their way, measuring the space between two continents.

Terjemahan:

Laut Marmora tampak sedikit bergelombang memainkan berbagai warna bagai batu opal yang berkilauan.  Di kejauhan, laut tampak seputih susu, kemudian bersemu merahnya mawar, di antara dua pulau berpijar warna jingga dan di bawah kami berwarna biru kehujauan bagai batu safir transparan.  Tampak gemilang di keindahannya sendiri.  Tak ada satu pun kapal besar – hanya dua kapal kecil mengibarkan bendera Inggris melaju sepanjang pantai.  Kapal pertama adalah kapal uap sebesar pos penjaga pantai, kapal kedua memiliki sekitar dua belas pendayung, dan ketika dayung mereka naik secara bersamaan cairan perak menetes dari mereka. Lumba-lumba melesat keluar masuk di antara dayung-dayung tersebut dan menyelam didahului dengan luncuran panjang, melengkung di atas permukaan air. Di antara langit biru sesekali burung elang dengan tenang mengepakkan sayapnya, mengukur ruang antara dua benua.

Suntingan:

Paragraf 3 Penerjemah 1

Komentar:
  • “Mereka” adalah kata ganti orang, jadi untuk “they” yang bukan orang, sebut saja benda yang dimaksud.

 

Kesan-kesan lain dari saya:

  • Penerjemah, yang katanya belum pernah menerjemahkan ini, sudah tahu perbedaan antara kata depan “di” dengan imbuhan “di-“. Salut!
  • Saya senang sekali saat membaca “… suaka bagi jiwa-jiwa yang sakit”. Berseni banget.